Imunisasi adalah prosedur penting yang wajib diperoleh anak, terutama anak usia sekolah dasar, meskpun imunisasi bisa diberikan pada remaja hingga dewasa. Mendapatkan imunisasi membantu melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Imunisasi bisa diberikan melalui obat-obatan oral atau injeksi.
Pemberian imunisasi untuk siswa sekolah dasat sangat perlu, karena hasil imunisasi yang didapatkan saat bayi dan balita kekebalannya akan menurun perlahan sehingga pada usia sekolah dan remaja sangat rendah, berisiko mudah tertular oleh penyakit-penyakit tersebut. Baca Menghadapi Siswa Takut Imunisasi di Sekolah
Daftar Imunisasi untuk Siswa Sekolah Dasar
Berikut daftar imunisasi yang bisa diberikan pada anak usia sekolah dasar menurut sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
Campak
Vaksin campak booster diberikan kepada anak pada usia 6 atau 7 tahun. Namun jika anak sudah mendapatkan MMR dua kali, vaksin campak tidak perlu diberikan.
Dengue
Vaksin untuk mencegah demam berdarah ini bisa diberikan pada anak usia 9-16 tahun, sebanyak tiga kali dengan interval 6 bulan.
Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT)
Vaksin ini idealnya diberikan sejak bayi dengan pemberian booster pada usia 5 tahun. Apabila vaksin ini terlambat diberikan, tidak dianjurkan untuk mengulang dari awal, tetapi diberikan sesuai jadwal usia.
Untuk anak usia lebih dari 7 tahun, diberikan vaksin Td atau Tdap. Pemberian vaksin DPT ke-6 dapat diberikan Td/Tdap pada usia 10-12 tahun dan vaksin booster Td diberikan setiap 10 tahun.
Hepatitis B (HB)
Vaksin untuk mencegah penyakit Hepatitis B ini idealnya diberikan pada bayi baru lahir, lalu diberikan lagi saat berusia 2,3, dan 4 bulan. Namun anak yang belum pernah mendapatkannya saat bayi atau imunisasi sebelumnya belum mencapai respons imun yang diharapkan, vaksin HB dapat diberikan kapan saja (imunisasi catch-up), termasuk pada usia sekolah dasar. Mengutip laman IDAI, melengkapi vaksin HB dapat dilakukan tanpa pemeriksaan kadar anti-hepatitis B.
Influenza
Meski dianggap sebagai penyakit ringan, influenza sangat mengganggu aktivitas jika sering menyerang si kecil. Influenza bahkan bisa memicu komplikasi yang menyebabkan kematian. Oleh karena itu vaksin influenza perlu diulang pemberiannya setiap tahun.
Japanese Encephalitis (JE)
Vaksin JE diberikan kepada anak yang tinggal di daerah endemis dan atau akan bepergian ke wilayah tersebut, misalnya seperti Provinsi Bali. Vaksin booster dapat diberikan 1-2 tahun berikutnya.
Mumps, Measles, dan Rubella (MMR)
Vaksin MMR idealnya diberikan dua kali yakni saat anak berusia 15 bulan dan 5 tahun. Namun bila vaksin booster belum diberikan lebih dari usia 6 tahun, vaksin MMR bisa diberikan kapan saja.
Polio
Vaksin polio oral (OPV), diberikan sedini mungkin setelah bayi dilahirkan. Namun jika belum diberikan saat bayi, anak tetap bisa mendapatkan vaksin polio suntik (IPV) pada usia sekolah dasar hingga 18 tahun.
Tifoid
Vaksin ini diberikan untuk mencegah demam tifoid atau tifus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Karena Indonesia termasuk wilayah endemis, vaksin tifoid diberikan mulai usia 2 tahun dan diulangi pemberiannya setiap 3 tahun.
Varisela
Vaksin yang bertujuan untuk bertujuan mencegah cacar air ini bisa diberikan setelah berusia 12 bulan atau idealnya sebelumnya masuk sekolah dasar. Namun jika diberikan pada usia 13 tahun ke atas, perlu 2 dosis dengan interval 4 minggu.
Apabila muncul kemerahan pada kulit anak yang tidak kunjung menghilang setelah imunisasi, sebaiknya periksakan ke dokter. Sebelum mengunjungi rumah sakit, buat janji dengan dokter terlebih dahulu lewat aplikasi Halodoc Konsultasi Dokter.
Daftar Imunisasi untuk Siswa Sekolah Dasar